Senin, 12 Juli 2010

MENGENAL ROWI – ROWI HADITS



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits

PENDAHULUAN

Untuk mengenal siapa para perowi hadits baik tentang sifat dan kehidupan mereka tentu kita harus mengetahui dan mengkajinya melalui buku-buku biografi yang banyak ditulis oleh para ulama.
Para perawi hadits sejak masa Nabi SAW sampai dicatat atau dikumpulkannya hadits-hadits tersebut oleh para mukhorrij atau mudawwin,sudah pasti disebut-sebut keadaan pribadi rowi itu masing-masingnya.Baik rowi itu termasuk dari golongan sahabat,tabi’in dan orang-orang yang sesudah tabi’in.
Banyak kitab-kitab yang khusus menjelaskan tentang biografi para perowi hadits dari sejak kelahirannya sampai akhir hidupnya.Maka dari itu tak ada satupun biografi hidup seorang rowi yang terlepas dari sorotan ahlul hadits,karena hal itu sangat penting untuk bisa menilai derajat sebuah hadits.
Ada memang satu atau dua rowi yang tidak diketahui sejarah hidupnya ataupun terlepas dari catatan sejarah.Rowi semacam ini disebut rowi majhul yakni tidak diketahui atau dikenal.Maka jika ada hadits yang diriwayatkan oleh rowi yang majhul,haditsnya tentu tidak bisa diterima.
Dalam kitab-kitab yang mencatat keadaan para rowi itu,maka setiap seorang rowi wajiblah dikenal minimal oleh dua orang ahli hadits pada masanya masing-masing yang benar-benar mengetahui hal ikhwal rowi yang bersangkutan.


PERMASALAHAN

Dalam Makalah ini akan membahas beberapa hal yang patut kita kaji dalam hubungannya untuk mengenal para rowi hadist diantaranya yang menmjadi permasalahan yaitu :
1.     Siapakah yang dikatakan perowi hadits itu ?
2.     Bagaimanakah sifat – sifat rowi hadits ?
3.     Apa saja syarat – syarat wajib yang dimiliki oleh rowi hadits ?
4.     Apa sja macam – macam kecacatan rowi ?
5.     Ada berapa macam hiditskah jika ditinjau dari perowinya ?


PEMBAHASAN MASALAH

1.     Siapakah yang dikatakan perowi hadits itu ?

Para perawi hadits sejak masa nabi SAW sampai dicatat atau dikumpulkannya hadits-hadits tersebut oleh para mukhorrij atau mudawwin,sudah pasti disebut-sebut keadaan pribadi rowi itu masing-masingnya.Baik rowi itu termasuk dari golongan sahabat,tabi’in dan orang-orang yang sesudah tabi’in.

2.     Bagaimanakah sifat – sifat rowi hadits ?
Para perawi yang meriwayatkan hadis itu, haruslah orang yang bersifat adil. Arti adil disini ialah memiliki sifat-sifat : a) istiqomah dalam agama islam,(b) baik akhlaknya,(c) tidak fasik, antara lain tidak banyak melakukian dosa-dosa kecil apalagi dosa besar,(d) memelihara muru’ahnya (memelihara kehormatan dirinya).
-         Para perawi yang meriwayatkan hadis itu, haruslah bersifat dlobit. 
Arti dlobit disini adalah memiliki ingatan dan hafalanyang sempurna. Memahami dan hafal dengan baik apa yang diriwayatkannya serta mampu menyampaikan harfalan itu kapan saja dikehendaki.
3.     Apa saja syarat – syarat wajib yang dimiliki oleh rowi hadits ?
Setiap Rowi hadits haruslah memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut,agar hadits yang diriwayatkannya bisa dijadikan hujjah dan kuat.Karena ini sangat menentukan nilai dan derajat hadits yang diriwayatkannya.Diantara kriteria tersebut adalah:
a- Bulugh artinya ia sudah baligh menurut ketentuan agama.Artinya bahwa ia  sudah baligh ketika meriwayatkan hadits yang bersangkutan,sekalipun waktu menerimanya masih kecil atau belum mencapai baligh.
b- Islam.artinya saat ia menyampaikan hadits ia dalam keadaan islam,walaupun waktu menerimanya masih beragama lain.
c- ‘Adalah.Yakni orang islam,aqil baligh (berakal) dan tidak terjangkit penyakit gila,juga tidak pernah melakukan dosa besar serta tidak membiasakan melakukan dosa kecil.
d-Dhobath.yaitu dapat menangkap apa yang diterima dan didengar,kuat hafalannya dan bukan pelupa,sehingga dimana dan kapan saatnyapun jika diperlukan maka ia dapat mengulang kembali dan menyebutkan hadits yang diterima olehnya itu dengan baik dan lancar.
e- Ittishol.yakni bersambung.artinya rowi yang menerima hadits itu bertemu langsung dengan rowi yang diatasnya,jadi seperti rawi G bertemu dengan F,rowi F bertemu dengan rowi E,E bertemu D demikian seterusnya hingga rowi A bertemu sendiri dengan Rosulullah SAW.
f- Ghiru syadz.yakni tidak ganjil.Maksudnya hadits yang diriwayatkan tidak berlawanan dengan hadits lain yang lebih kuat dan juga tidak berlawanan dengan Al qur’an.
Demikianlah beberapa syarat yang perlu dimiliki oleh setiap rowi hadits.Selain syarat-syarat tersebut diatas,untuk memberi nilai bahwa hadits itu benar-benar shohih atau hasan masih diperlukan syarat-syarat yang lain yang insya Allah kita akan bahas pada tulisan-tulisan selanjutnya
4       Apa saja macam – macam kecacatan rowi ?
Cacatnya rowi itu banyak tapi yang paling umum berkisar pada 5 kecacatan yaitu
1)    Bid’ah yaitu rawi yang melakukan tindakan tercela, diluar ketentuan Syara’
2)    Mukholafah yaitu rowi yang meriwayatkan hadits yang berbeda dengan periwayatan rowi yang lebih kuat.
3)    Ghalath  yaitu rawi yang periwayatanya banyak terdapat kekeliruan
4)    Jahalatul hal  yaitu rawi yang tidak dikenal identitasnya
5)    Da’wal inqitho’ yaitu rawi yang di da’wah sanadnya terputus.
      Jalan-jalan untuk mengetahui keadilan dan kecacatan rawi dan masalah-masalahnya
Untuk mengetahui keadilan rawi ada 2 jalan yaitu:
a.     Bi-Syuhroh (karena terkenal keadilanya) di kalangan ahli ilmu  seperti: Anas bin Malik, Sufyan Ats-Tsauri, Syu’bah bin Al-Hajjaj, Asy-Syafi’I, Ahmad dan lain sebagainya.
b.    Pujian dari orang yang adil (tazkiyah)  terhadap orang yang tidak diketahui keadilanya sebelumnya.

5.     Ada berapa macam haditskah jika ditinjau dari perowinya ?
a. Hadis Mutawatir
          Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang, berdasarkan panca indera, yang menurut adat, mustahil mereka terlebih dahulu untuk sepakat berdusta. Keadaan periwayatan itu terus menerus demikian, sejak thabaqoh yang pertama sampai thabaqoh yang terakhir

b. Hadis Ahad
          Hadis Ahad menurut istilah berarti hadis yang diriwayatkan oleh seorang atau dua orang atau lebih akan tetapi belum cukup syarat padanya untuk dimasukkan sebagai mutawatir. Dengan kata lain hadis ahad adalah hadis yang jumlah perawinya tidak sampai kepada tingkat jumlah mutawatir




ANALISIS MASALAH
          Dari uraian diatas ada beberapa hal yang harus kita ketahui agar kita bisa mengenal para rowi hadits,haditsa berdasarkan  perowinya dibagi menjadi 2 yaitu hadits mutawatir dan hadits ahad ,pada dasarnya  para perowi hadits bisa berasal dari para sahabat nabi dan para tabi’in yang dekat dengan beliau,mereka mencatat dan mengumpulkan hal – hal yang diajarkan nabi yang kemudian diriwayatkan atau diceritakan kepada para sahabt yang lain.seorang perowi haruslah mempunyai sifat adil,berakhlak baik,istiqomah dalam islam yaitu tidak fasik antara lain tidak melakukan perbuatan dosa kecil apalagi dosa besar serta mampu memelihara kehormatan dirinya.
          Sehingga seorang perowi yang sudah memiliki sifat seperti itu dapat dipercaya perkataannya dan apa disampaikannya dapat diterima orang.ada beberapa hal yang menjadi syarat menjadi perowi antara lain pastinya orang islam yang sudah baligh atau dewasa dalam penyampainnya dan berakal sehat,mampu memelihara dirinya dari perbuatan dosa,seorang perowi haruslah seorang yang kuat daya ingatnya bukan seorang pelupa sehingga dalam penyampaiannya lancar,hal penting dari hadits yang diriwayatkannya adalah hadits tersebut diterima langsung oleh perowi diatasnya sehingga perowinya besambung/tidak putus,dan hadits yang disampaikannyapun tidak boleh bertentangan dengan hadits lainnya dan berlawanan dengan Alquran.
Pada umunya ada beberapa hal yang menjadi cacatnya seorang perowi diantaranya rowi yang melakukan tindakan tercela,dan hadits yang diriwayatkannya berbeda dengan periwayatan rowi yang lebih kuat,perowi yang cacat karena banyaknya kekeliruan dan tak dikenal identitas perowinya dan juga rowi yang terputus sanadnya.




KESIMPULAN
Setelah kita pahami uraian makalah diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mengenal seorang perowi haruslah tahu sifat – sifat dan syarat – syarat apa saja yang  diwajibkan untuk menjadi seorang perowi,perlu kita ketrahui untuk menjadi seorang rowi tidaklah mudah karena harus benar – benar orang yang tahu benar syariat agama dan memilki sanad yang tidak terputus dengan perowi diatasnya,dan hadits yang diriwayatkannyapun tidak bertentangan dengan hadits yang lain.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar