Rabu, 17 Februari 2010

Dasar -dasar Biologis Prilaku


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kita semua tahu kalau kita mengerjakan sesuatu atau membaca sesuatu ada yang melatar belakanginya. Begitu juga penulis dalam menyusun karya tulis ini mempunyai latar belakang tersendiri diantaranya adalah kewajiban penulis yang di tuntut untuk membuat sebuah karya tulis yang bermanfaat.
Penulis ingin memperluas wawasan dalam pembuatan karya tulis ini dan  penulis akan mengemukakan tentang dasar-dasar biologis perilaku.
Banyak aspek dari perilaku dan fungsi mental dapat dipahami secara lebih baik dengan mengetahui proses biologi dasar.Sistem saraf, organ indra, otot, dan kelenjar memungkinkan kita mengetahui dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Persepsi seseorang terhadap sesuatu sangat tergantung pada bagaimana organ indra mendeteksi stimuli, dan bagaimana otak menginterpretasikan informasi yang datang dari organ indra tersebut. Setiap perilaku sangat tergantung dari ‘integrasi’ banyak proses yang terjadi di dalam tubuh.Integrasi dilakukan oleh sistem saraf, dengan bantuan sistem endokrin.Misalnya, semua proses yang harus berkoordinasi secara efektif ketika harus menghentikan kendaraan pada saat lampu merah.
Maka, proses integrasi tersebut adalah:
Lampu harus mengenai salah satu organ tubuh: mata Impuls saraf dari mata dikirimkan ke otak (stimulus dianalisis dan dibandingkan berdasarkan informasi yang telah ada dalam memori). Berdasarkan hasil analisis dan perbandingan tersebut, hasilnya: lampu merah (dalam konteks tertentu) berarti “stop”Dan yang terakhir agar penulis  mendapatkan pengalaman yang luas akan menyusun karya tulis dengan baik.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
A.    Pola -pola perilaku tipikal spesies dan contoh-contohnya
: memahami dan menjelaskan  pola perilaku tipikal spesies dan mengaplikasikannya dalam contoh-contoh nyata
B.     Pola-pola tipikal spesies manusia
; memahami dan menjelaskan pola-pola tipikal manusia sebagai hasil pengaruh belajar dan kejadian unik dalam hidupnya
C.     Neuron
: memahami dan menjelaskan neuron sebagai pembawa informasi ke sistem syaraf serta memahami anatomi utama neuron, yaitu  : a. dendrit , b. axon .
D.    Fungsi dasar neuron
: memahami dan menjelaskan fungsi dasar neuron yang meliputi :
a. komunikasi dalam neuron
b. komunikasi antar neuron
E.     Sistem syaraf
: memahami dan menjelaskan sistem saraf secara umum dan mampu membedakan jaringan sistem saraf pusat dan saraf tepi
F.      Otak manusia
: memahami dan menjelaskan anatomi otak manusia beserta fungsi-fungsinya
G.    Emosi dan motivasi
: memahami emosi dan motivasi dalam kaitannya dengan sistem saraf yang meliputi
a.       hipotalamus
b.      thalamus
c.       sistem  limbik
H.    Korteks serebral
: memahami dan menjelaskan  Korteks serebral sebagai suatu  struktur manusia yang unik

I.       Sistem endokrin
: memahami dan menjelaskan sistem endokrin sebagai dasar biologis dari perilaku.








BAB II

PEMBAHASAN

Pola-pola Perilaku Tipikal Spesies

Untuk suatu pola perilaku diklasifikasikan sebagai tipikal-spesies, semua anggota yang normal dari spesies itu pasti memainkan perilaku dalam situasi tertentu. Perilaku tipikal spesies muncul dari warisan genetik dari spesies yang mengalami perkembangan, dengan kata lain, perilaku ini adalah “alamiah”.
Tapi ini tidak berarti lingkungan tidak memainkan peranannya dalam mempengaruhi spesies dalam berperilaku. Dalam banyak kasus, kesempurnaan perilaku tipikal spesies ini tergantung pada faktor lingkungan yang ada, ketika spesies tersebut sedang tumbuh dan mengalami suatu proses tertentu.
Ada kemungkinan juga bahwa spesies bisa berperilaku sama dengan lainnya, dikarenakan sosialisasi yang didapatkan bersifat umum, sehingga setiap spesies yang berada dalam lingkup tersebut bertindak sebagaimana yang didapat dari pengaruh lingkungan tersebut.
Banyak perilaku tipikal spesies terdiri dari pola-pola perilaku yang relatif pasti dan pola-pola yang tidak dapat dirubah dari gerakan yang dicetuskan oleh suatu stimulus tertentu, atau kejadian tertentu dalam lingkungan. Stimulus itu disebut releaser dan perilaku yang dicetuskan oleh stimulus itu disebut a fixed-action pattern (FAP).
Spesies bertindak bisa dikarenakan faktor a fixed-action pattern (FAP), yaitu ada pemicu atau pencetusnya oleh stimulus-stimulus dalam lingkungan yang menciptakan suatu pola yang berdasarkan lingkungan.

Contoh pola prilaku tipikal spesies
Munculnya Species Manusia Baru Fenomena “Bocah Biru” belakangan ini menjadi perhatian para ilmuwan di Rusia. Majalah Journal Trust Rusia pada 8 Desember 2005 lalu melaporkan, berdasarkan penjelasan beberapa ilmuwan dari lembaga ilmu pengetahuan sosial Rusia, diyakini bahwa di atas bumi saat ini telah muncul suatu species “manusia baru” yang disebutnya sebagai “Bocah Biru”.
Para ilmuwan mengatakan mereka memiliki kekuatan supernormal, dapat melihat fenomena
ganjil, dan dapat meramal peristiwa yang akan terjadi.
Ciri khas mereka adalah berinteligensi tinggi, berintuisi tinggi, sangat sensitif dan lain-lain.
Dari gambar foto medan energi ditubuhnya ditemukan, warna biru yang mewakili kekuatan
Pola-pola Tipikal Spesies Manusia
Bila sampai pada manusia, situasinya menjadi lebih rumit karena fleksibelitas perilaku yang sangat besar. Bisa dikatakan perilaku manusia dipengaruhi oleh proses belajar dan oleh kejadian-kejadian unik yang terjadi sehari-hari pada invidu. Belajar, ingatan, dan berpikir memainkan peran yang besar dalam apa yang kita lakukan.
Warisan spesies kita mungkin membuat kita lebih mungkin melakukan perilaku tertentu daripada perilaku yang lain. Kita mungkin membangun atau memprogram perilaku-perilaku tertentu tersebut. Misalnya, sifat alamiah kita memberi kemampuan untuk menghasilkan dan memahami bahasa. Ini adalah masalah belajar.
Cara lain melihat dasar biologi dan perkembangan perilaku manusia adalah dengan mempertimbangkan kemampuan otak dan sistem syaraf yang membuatnya mungkin menghasilkan sebuah perilaku atau tindakan tertentu.
Otak manusia diperkirakan berisi 150 milyar sel syaraf, disebut NEURON, yang masing-masing berhubungan dengan neuron lain, membuat sejumlah hubungan yang besar sekali. Hubungan antar sel disebut SYNAPSES. Meski banyak mempunyai hubungan, riset menunjukkan bahwa mereka-neuron- diatur dalam suatu urutan, sel-sel tertentu hanya berhubungan dengan sel-sel tertentu yang lain.
Neuron
Sel-sel syaraf atau neuron-neuron adalah membawa informasi ke dalam sistem syaraf (nervous system). Neuron-neuron datang dalam banyak ukuran dan bentuk.
Macam – macam Neuron mempunyai hubungan yang sangat erat dan mempunyai ciri umum tertentu.
Masing-masing neuron mempunyai satu sel tubuh yang berisi perlengkapan untuk mempertahankan neuron tetap hidup, dan masing-masing neuron mempunyai dua jenis serat yaitu dendrit dan axon.
Dendrit berfungsi membawa informasi menuju sel tubuh.
Axon berfungsi menghantar informasi tersebut ke neuron yang lain atau ke otot kelenjar.
Bila dendrit dari sel tubuh (cell body) menerima informasi yang kemudian dihubungkan ke axon, arah transmisi adalah dari dendrit ke axon.
Axon memiliki myelin sheath (lapisan myelin) yang berwarna putih. Myelin sheath ini mempunyai peran penting dalam mempengaruhi kemampuan neuron yang meneruskan informasi, yaitu mempercepat impuls-impuls syaraf yang dikirim kembali ke axon, berupa membran sel yang secara tiba-tiba menyelubungi sel tubuh, dendrit, dan axon, yang fungsi pentingnya adalah untuk menghantarkan impuls-impuls syaraf.
Skema Neuron – mempunyai berbagai fungsi.
Sel-sel syaraf atau neuron dapat dibedakan fungsinya, yaitu :
1.                  Sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang (receptor).
2.                  Sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai penerus rangsang (adjustor).
3.                  Sel-sel tubuh yang berungsi sebagai penanggap rangsang (affector).
Fungsi Dasar Neuron
Untuk mendapatkan fungsi dasar Neuron makan dua pertanyaan ini muncul :
1.                  Bagaimana informasi berjalan dalam suatu neuron tunggal ?
2.                  Bagaimana informasi diteruskan dari satu neuron ke neuron yang lain, atau dari neuron ke sel tubuh ?
Untuk menjawabnya maka, pernyataan yang tepat adalah :
Komunikasi dalam Neuron : Tindakan yang Potensial.
Ketika suatu neuron beristirahat-tidak meneruskan informasi-, ada lebih banyak partikel-partikel bermuatan positif-khususnya ion-ion stadium- di luar daripada didalam.
Sebagai suatu akibatnya, suatu muatan listrik yang kecil muncul melewati membran sel. Ini dikenal sebagai suatu istirahat potensial (resting potential).
Komunikasi Antar Neuron.
Ketika suatu neuron distimulasi, tindakan potensial menghasilkan perjalanan sepanjang membran sel dari densrit ke axon, informasi itu dibawa melewati apa yang disebut SYNAPSIS, yaitu suatu wilayah yang berdekatan diantara terminal button dari suatu neuron dan membran dari sel lain.
Langkah – langkah dalam Tranmisi Sinapsis - terjadi bila terjadi tindakan potensial



Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon. Berdasarkan struktur dan fungsinya, system saraf secara garis besar dapat di bagi dalam system saraf pusat dan system saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan modulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikannya. Pada dasarnya proses tersebut bertujuan untuk mengendalikan berbagai system organ yang lain sehingga terbentuk keluaran berupa prilaku mahluk hidup.
 Sistem saraf tepi terdiri dari saraf eferen, dan saraf motorik. Saraf eferen atau saraf sensorik berfungsi untuk menyalurkan informasi yang berasal dari organ reseptor. Sedangkan saraf motorik terbagi dua yaitu saraf motorik somatic dan saraf motorik autonom. Saraf motorik somatik membawa impuls dari pusat ke otot rangka sebagai organ efektor.saraf motorik autonom  merupakan salah satu komponen system saraf autonom yang mengendalikan otot polos, otot jantung dan kelenjar. Sistem saraf autonom sebagai pusat pengendali otak. Dan berfungsi mengatur volume curah jantung, fungsi pembuluh.





ANATOMI OTAK
Otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera (seperti mata, telinga, kulit, dan lain-lain). Data tersebut dikirimkan oleh urat saraf yang dikenal dengan system saraf keseluruhan. System saraf ini memungkinkan seluruh urat saraf mengubah rangsangan dalam bentuk implus listrik. Kemudian implus listrik dikirim ke pusat system saraf, yang berada di otak dan urat saraf tulang belakang. Disinilah data diproses dan direspon dengan rangsangan yang ‘’cocok’’. Biasanya dalam tahap ini timbul saraf efektor, yang berfungsi untuk mengirim implus saraf ke otot sehingga otot berkontraksi atau rileks.
Didalam jaringan system saraf pusat terdapat hirarki control. Banyak rangsangan sederhana berhubungan dengan tindakan refleks/aksi spontan (misalnya, dengan cepat kita mengibaskan tangan saat menyentuh piring panas). Otak tidak terlibat langsung dalam proses ‘’identifikasi’’ mengenai tindakan refleks. Tapi, tindakan refleks tersebut diproses di saraf tulang belakang. Meskipun otak tidak terlibat langsung dalam proses yang berhubungan dengan aksi spontan, tetap saja kita akan mencerna data/rangsangan yang dipersepsi alat indera. Contohnya kita tidak serta-merta menumpahkan sepiring penuh makanan tanpa alasan kecuali piring itu memang panas sehingga kita refleks menumpahkannya. Atau bisa juga hal itu disebabkan oleh stress yang kita alami. Fenomena semacam ini adalah fungsi yang rumit yang terjadi di otak. Bernafas, keseimbangan, menelan, dan mencerna terjadi, karena fungsi ‘’otomatis’’ otak. Dan kita tidak menyadari bahwa proses tubuh tersebut membutuhkan control yang ‘’lembut’’ dan teknik mengatur yang baik. Otak ‘’purba’’ mengontrolnya secara relative. Misalnya, kita akan menoleh jika seseorang memanggil nama kita dijalan. Aksi tersebut dikontrol oleh bagian otak yang ‘’lebih baru’’. Otak dan urat saraf tulang belakang dilindungi oleh tulang (tengkorak dan tulang belakang secara berurutan) dan dikelilingi oleh cairan otak, yang berfungsi sebagai alat penahan goncangan.
Otak nampak seperti sebuah ‘’kembang kol’’ yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-laki dan 1 kg pada perempuan. Otak dapat dibagi ke dalam tiga bagian umum, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.Anehnya nama bagian-bagian tersebut tidak berdasarkan letaknya pada otak (contohnya otak depan tidak berada di bagian depan). Tapi, nama bagian-bagian tersebut didasarkan pada posisi saat manusia masih berbentuk embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah selama perkembangan janin dalam kandungan.Otak belakang terletak di dasar kepala, terdiri dari empat bagian fungsional, yaitu medulla oblongata, pons, bentuk reticular (reticular formation), dan cerebellum.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pons merupakan ‘’stasiun pemancar’’ yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Ponslah yang menetukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Formasi reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan perhatian Anda. Formasi reticular seolah-olah berfungsi untuk ‘’mengaktifkan’’ bagian lain dalam otak.
Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang dinamakan cerebellum dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil yang berkerut sehingga hamper seperti otak besar (otak secara keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi, sebenarnya fungsi tersebut perlu ‘’dipelajari’’ dan dilatih, seperti keseimbangan dan koordinasi. Saat Anda berjalan tanpa berpikir, cerebellum adalah control atas gerakan Anda.
Otak tengah merupakan pusat saraf dalam lingkup kecil. Otak tengah adalah lanjutan dari formasi reticular dan merespon pendengaran dan pengelihatan (seperti gerak mata). Otak tengah tampaknya lebih ‘’penting’’ fungsinya pada hewan mamalia daripada manusia, karena pada manusia yang lebih dominan digunakan adalah otak depan.Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak. Bagiannya yang paling utama adalah korteks yang mengandung kurang lebih 10 miliar saraf dan terletak pada lapisan luar otak. Otak tengah juga merupakan ‘’puncak’’ fungsional otak yang respon terhadap fungsi yang ‘’lebih rumit’’, tindakan sengaja, dan kesadaran.Adapun bagian-bagian penting otak depan adalah thalamus, hypothalamus, dan system limbic.
 Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai ‘’tempat penerimaan’’ untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk mengirim data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
 Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak belakang (tidak termasuk cerebellum) bersama-sama membentuk apa yang disebut ‘’tangkai/batang’’ otak (the brain stem). Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak tersebut kekurangan aktivitas (kurang dirangsang), maka menurut psikiater akan menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.
 Di antara pusat otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari bahasa Latin yang berarti batas). Anatomi system limbic ini hamper seperti hypothalamus. System limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan ketakutan, serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.
 Korteks (korteks cerebral), adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas bagiannya mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks kelabu (inilah alasan mengapa korteks diistilahkan dengan ‘’benda/zat kelabu’’ –the grey mater). Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak). Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian terpisah (secara luas) pada otak tersusun dari saraf yang tertutup penyekat berlemak yang disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut berwarna putih (disebut juga ‘’benda/zat putih’’)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-bagian fungsional. Yang paling nyata dari pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan otak dihubungkan oleh sebuah ‘’bundel serat tebal’’ yang disebut corpus callsum. Corpus callsum membantu menyatukan aktivitas otak (memberitahu otak kiri tentang apa yang dilakukan otak kanan, juga sebaliknya).Pembagian penting lainnya dalam korteks adalah empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal, frontal, occipital, dan parietal. Bagian-bagian tersebut dinamai berdasarkan letaknya setalah tulang tengkorak.Sejak lama muncul berbagai pendapat tentang fungsi tersebut dalam otak. Lobus frontal berhubungan dengan konsentrasi, lobus temporal berhubungan dengan bahasa dan ingatan, lobus parietal berhubungan dengan sensor data dan lobus occipital berhubungan dengan pengelihatan dan persepsi. Jadi, proses kesadaran pikiran bergantung pada interaksi kompleks di bagian-bagian otak.
Sistem Endokrin, Sistem endokrin memiliki kerja yang lebih lambat dan secara tidak langsung mengendalikan aktivitas kelompok sel di seluruh tubuh melalui suatu zat kimia yang dinamakan hormon.Hormon-hormon tersebut disekresikan oleh berbagai kelenjar endokrin ke dalam aliran darah.Hormon kemudian berjalan ke seluruh tubuh,bekerja melalui berbagai cara di berbagai jenis sel-sel.Tiap sel sasaran diperlengkapi dengan reseptor yang hanya mengenali moleku hormon yang ditujukan beraksi pada sel tersebut;reseptor menarik molekul hormon yang tepat dari aliran darah dan masuk ke dalam sel.Sebagian besar kelenjar endokrin diaktivasi oleh sistem saraf,sedangkan kelenjar endokrin lain diaktivasi oleh perubahan kimiawi internal tubuh.
Hubungan antara kelenjar endokrin dan hipotalamus mengilustrasikan interaksi kompleks yang terjadi antara sistem endokrin dan sistem saraf.Sebagai respons terhadap stres(ketakutan,kecemasan,nyeri.peristiwa emosional,dsb) neuron tertentu di hipotalamus mensekresikan suatu substansi yang dinamakan corticotrophin-releasing factor (CRF).Hipofisis terletak tepat di bawah hipotalamus dan CRF dibawa ke hipofisis melalui struktur yang berbentuk seperti saluran.CRF menstimulasi hipofisis untuk melepaskan hormon adrenokortikotropik (ACTH),yan merupakan hormon stres utama tubuh.ACTH selanjutnya dibawa oleh aliran darah ke kelenjar adrenal dan ke berbagi organ tubuh lainnya,yang menyebabkan pelepasan sekitar 30 hormon,yang masing-masingnya memiliki peranan tertentu dalam penyesuaian tubuh terhadap situasi darurat.Urutan peristiwa ini menyatakan bahwa sistem endokrin berada di bawah pengaruh hipotalamus dan dengan demikian di bawah pengendalian pusat-pusat otak melalui hipotalamus.
Kelenjar adrenal memiliki peranan penting dalam menentukan mood seseorang,tingkat energi,dan kemampuan menghadapi stres.Bagian dalam kelenjar adrenal mensekresikan epinefrin dan norepinefrin (juga dikenal sebagi adrenalin dan noradrenalin).Epinefrin beraksi melalui sejumlah cara untuk mempersiapkan organisme menghadapi situai darurat,seringkali bersama divisi simpatik sistem saraf otonomik.Epinefrin,misalnya,mempengaruhi otot polos dan kelenjar keringat melalui cara yang sama seperti sistem saraf simpatik.
.
DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar