Sabtu, 30 Januari 2010

Kiat Hindari Konflik Keluarga

KONFLIK tak luput terjadi saat keluarga berkumpul menikmati liburan. Namun usaha memahami satu sama lain, menurut pakar, bisa membantu mendinginkan konflik dan mempertahankan kedamaian di tengah keluarga.

"Situasi menyakitkan yang tidak terselesaikan, permusuhan tersembunyi dan perbedaan pandangan terhadap nilai dan keyakinan merupakan alasan utama perpecahan di tengah keluarga," terang Shelia McNamee, seorang profesor di bidang komunikasi dari University of New Hampshire, seperti dikutip situs healthday.

Ada harapan bahwa setiap orang dalam keluarga bisa berpikir sama seolah-olah mereka memiliki pengalaman yang sama. Tapi hal ini, terang McNamee, sulit diwujudkan dalam kehidupan keluarga modern.

"Semua hubungan memerlukan koordinasi dan negosiasi, tapi untuk beberapa alasan dalam keluarga, kita berharap komunikasi akan berjalan mudah. Hingga akhirnya kita sadar bahwa kita cenderung melawan, menekan, menuduh, dan mengutuk segala sesuatu yang tidak sesuai dengan cara kita."

Budaya, terang McNamee, menghadirkan citra liburan sebagai momen yang penuh makna dan cinta bersama keluarga. Akan tetapi, kehidupan keluarga sangat berbeda, sehingga kebanyakan keluarga kesulitan mewujudkan citra liburan yang tenang dan tenteram.

Untuk mengadirkan ketenangan, terang McNamee, keluarga sebaiknya membuka komunikasi. Berikut beberapa saran dari McNamee untuk membantu Anda menjalin komunikasi saat berkumpul dengan keluarga:

1. Pilihlah kata-kata yang sopan saat berbicara.

2. Daripada menyalahkan seseorang, lebih baik mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

3. Anggota keluarga sebaiknya tidak menginterupsi saat anggota keluarga yang lain sedang berbicara.

4. Saat terjadi perbedaan pendapat, ada baiknya menjadi 'pendengar yang murah hati' dibandingkan menjadi pendengar yang mengumpulkan data untuk 'menambah' perpecahan.

5. Saat hendak marah mendengar respon anggota keluarga lain, segeralah tarik nafas dan berhenti sebentar sebelum memberi komentar. Hitung sampai 3 dan cobalah memahami hal-hal yang bisa mendukung tindakan anggota keluarga lain. Sebagai contoh, mereka mungkin merasa bahwa tindakan mereka logis. Dengan pemahaman seperti ini, Anda cenderung akan mengeluarkan pertanyaan yang bermakna, bukan bantahan yang memperkeruh situasi. (OL-08)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar