Jumat, 23 April 2010

Cegah Kanker Serviks, Sekarang!

KANKER serviks atau kanker rahim, sering juga disebut kanker mulut rahim, merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada wanita. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV (Human Papilloma Virus) melalui hubungan seksual. Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks.

Kanker serviks terjadi pada bagian organ reproduksi wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim. Di sinilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks.

Penyebab dan Gejala

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). Jika kekebalan tubuh berkurang, infeksi HPV akan mengganas dan menyebabkan terjadinya kanker serviks.

Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini. Itulah sebabnya kanker serviks disebut sebagai The Silent Killer. Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV.

Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim merupakan salah satu gejala kanker serviks. Selain itu, cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV. Virus ini dapat menular.

Penularannya dapat melalui kontak langsung dan hubungan seksual. Cara penularan lain adalah melalui kloset atau WC umum yang sudah berkontaminasi virus ini. Jika seorang penderita kanker  serviks menggunakan kloset, virus HPV berpindah ke kloset. Bila Anda menggunakan kloset tersebut tanpa membersihkannya, virus tersebut berpindah ke daerah genital Anda.

Gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatknya jumlah penderita kanker ini. Misalnya, kebiasaan merokok, kurang mengonsumsi vitamin C, vitamin E, dan asam. Sebaliknya jika Anda rutin mengonsumsi makanan bergizi, daya tahan tubuh meningkat dan dapat menangkal virus HPV.

Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia dini, sering berganti pasangan, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker.

Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks akan menjadi media virus ini. Ketika pria tersebut melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

Meski kanker serviks menakutkan, namun kita bisa mencegahnya. Anda dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV.
Pria yang tidak disunat membutuhkan waktu lebih lama untuk menghilangkan virus, seperti human papilomavirus (HPV), dari tubuh mereka. Selain menyebabkan kanker serviks, virus itu juga bisa memicu timbulnya penyakit kelamin dan kanker pada pria.

Sunat tidak hanya membuat kondisi kelamin pria lebih sehat tetapi juga pasangannya. "Penelitian kami menunjukkan pengaruh sunat bisa menjadi perlindungan dari infeksi HPV," kata Dr. Brenda Y. Hernandez dari the Cancer Research Center of Hawaii, seperti dikutip dari laman MSNBC.

Karena pria yang tidak disunat berisiko tinggi menularkan HPV penyebab kanker serviks pada wanita, maka hal itu bisa membahayakan pasangannya. Wanita bisa tertular HPV penyebab kanker serviks melalui pria dengan melakukan hubungan seksual.

Untuk mengetahui apakah sunat mempengaruhi resiko seseorang terinfeksi HPV dan bagaimana sunat bisa menghilangkan virus dari tubuh, peneliti memeriksa 357 pria selama 14 bulan. Setiap dua bulan pria-pria tersebut menjalani tes HPV, 290 di antaranya disunat.

Selama penelitian, teridentifikasi 536 jenis infeksi HPV yang berbeda, dengan tidak ada perbedaan risiko antara pria yang disunat dan tidak disunat.

Namun, para peneliti menemukan bahwa infeksi HPV pada kepala atau kelenjar penis rata-rta berlangsung selama 154 hari, pada pria yang tidak disunat, dan pada pria yang disunat hanya berlangsung selama 91 hari.
Cara Mengobati

Jika Anda terinfeksi HPV, jangan cemas. Karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang dapat mengendalikan infeksi HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnornal dengan pembekuan).

Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, akan dilakukan kemoterapi. Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga dilakukan histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.

Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks:
1.     Mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah, dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Konsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E, dan asam folat.

2.     Jangan merokok. Banyak bukti menunjukkan bahwa tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.

3.     Hindari seks sebelum menikah atau pada usia masih sangat muda.

4.     Jangan berhubungan seks selama masa haid. Tindakan ini terbukti efektif mencegah dan menghambat terbentuk dan berkembangnya kanker serviks.

5.     Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.

6.     Secara rutin menjalani tes Pap Smear secara teratur. Saat ini tes Pap Smear bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.

7.     Alternatif tes Pap Smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap Smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.

8.     Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV.

9.     Melakukan pembersihan organ intim atau vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim dari kotoran  dan penyakit.
(Genie/Genie/tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar