Jumat, 30 April 2010

Boleh Bertengkar, tapi yang Sehat!


ANDA tentu paham, perselisihan dalam hubungan adalah hal wajar, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan. Kebanyakan ahli sepakat, berdebat dengan cara sehat dapat menyehatkan hubungan.

Pertengkaran tak harus berujung pada perpisahan. Terdapat cara sehat untuk melewatinya. Berikut beberapa triknya seperti dibocorkan Womansday.


Gunakan pernyataan "Saya" (dengan cara yang benar)

Jangan katakan, "Kamu selalu menghabiskan banyak uang", tapi sebaiknya, "Aku khawatir dengan situasi keuangan kita saat kamu menghabiskan uang tanpa memberitahuku.”

Sayangnya, banyak pasangan menggunakan kata "Aku" untuk memukul telak kesalahan pasangannya, kata konselor hubungan, Kim Leatherdale. "Anda harus keluar dari keluhan semacam ‘Aku benci kalau kamu pulang telat', dan tambahkan permintaan, seperti, ‘Aku takut kalau kamu pulang telat. Bisakah kamu telepon aku sebelumnya?’,” tambahnya.

Jangan “menggigit”


“Menggigit” di sini bukan bermakna kekerasan fisik, tapi tidak menyebutkan nama, dan tidak merendahkan karakter pasangan, kata James Cordova, PhD, seorang profesor di Clark University dan penulis “The Marriage Checkup”. Jika Anda marah, jangan gunakan kata-kata kotor, karena hanya akan memancingnya memberi respon membela diri dengan melempar penghinaan kembali. Ini justru tidak produktif.

Jangan ada pihak ketiga


Mengeluh kepada teman dan keluarga tentang sikap buruk pasangan hanya akan "Mengeruhkan masalah dan meninggalkan perasaan buruk," kata Leatherdale. Tentu, ada saat-saat Anda membutuhkan masukan orang lain, tetapi ketika Anda bertengkar dengan pasangan sambil berteriak-teriak seperti, "Iya, temanku Nita juga berpikir kamulah yang salah", itu tidak akan meningkatkan keharmonisan hubungan.

Fokus pada masalah

Jika pasangan menyatakan argumen, "berhenti melakukan apa pun yang Anda lakukan," kata Leatherdale. Ini artinya tidak asyik menelepon, menonton televisi, dan sebagainya, sampai Anda berdua menemukan kesepakatan. Juga, cobalah untuk fokus menangani semata-mata pada masalah yang sedang dihadapi, tanpa mencampurkannya dengan masalah lain.

Jangan saling diam

Saling membalikkan punggung tidak akan menyelesaikan apa-apa. "Apa yang Anda lakukan adalah mengharapkannya bisa membaca pikiran Anda tentang situasi yang salah," kata Leatherdale. Dengan itu, Anda mungkin berpikir menghindari konflik, padahal yang terjadi sebaliknya, masalah menjadi semakin buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar